Mengenai Saya

Foto saya
dina,, nama yang sederhana, sesederhana orangnya.... :)

Jumat, 16 Desember 2011

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...^^

hayo...hayo...
di jawab ya salamnya...
menjawab salam itu kan hukumnya wajib...hehe

oke...sekedar pembuka dlu ya biar ga jenuh liat artikelnya..

eeemmmm.......
sebentar lagi tanggal 22 Desember loch...ada yang tau itu hari apa???
apakah ada yg spesial mengenai hari itu...????
hayo apa....???
hem,, yg masih belum tau silahkan cari tau deh...hehe



ada yang bilang klu tanggal 22 Desember itu adalah hari ibu....bener ga sih??

oke...cekidot..

bener ga sih hari ibu itu jika kita merayakannya adalah bid'ah???



Perayaan-perayaan Syar’i itu telah diketahui oleh semua pemeluk Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha serta hari raya Pekanan, yaitu “hari Jum’at”.

Dalam Islam, tidak ada perayaan-perayaan yang lain selain yang tiga ini, maka semua perayaan baru selain yang tiga itu adalah tertolak kepada yang mengadakannya dan hukumnya batil dalam syariat Allah.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (bagian) darinya maka hal itu tertolak.” (HR. Bukhari Muslim)

Maksudnya adalah ditolak dan tidak diterima di sisi Allah. Dalam lafazh lain disebutkan,

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak kami perintahkan, maka hal itu tertolak.” (HR. Muslim)

Karena itu, maka tidak boleh merayakan hari raya yang disebutkan dalam petanyaan tadi yang dikenal dengan istilah “Hari Ibu”. tidak boleh mengadakan sesuatu yang menunjukkan simbol perayaan, seperti: Menampakkan kegembiraan dan keceriaan, mempersembahkan hadiah, dan lain sebagainya.

Seharusnya seorang Muslim merasa Mulia dan bangga dengan agamanya, dan hendaknya cukup melakukan apa yang telah ditetapkan Allah bagi para hambaNya, tidak menambah ataupun menguranginya. Lain dari itu, hendaknya seorang Muslim tidak menjadi pengekor yang mengikuti setiap propaganda, bahkan sebaliknya, ia harus membentuk kepribadiannya sesuai dengan syariat Allah sehingga menjadi orang yang ditiru, bukan yang meniru, dan menjadi teladan bukan pecundang, karena syariat Allah, alhamdulillah, adalah sempurnya dari berbagai segi, sebagaimana dinyatakan Allah dalam firmanNya

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agamamu.” (Qs. Al-Maidah: 3)

Ibu, lebih berhak untuk dimuliakan daripada hanya dikhususkan satu hari sajadalam setahun, bahkan seorang ibu mempunyai hak terhadap anak-anaknya untuk dijaga, diperhatikan dan ditaati dalam hal-hal yang bukan kemaksiatan terhadap Allah di setiap waktu dan tempat.

(Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, no. 353)

Disalin dari Ensiklopedia Bid’ah terbitan Daarul Haq

Sumber: artikelassunnah.blogspot.com

tapiiiiiiiiiiiiiiiii,,, tunggu dulu sob,,, masih banyak nih pendapat lain...
yuk kita liat lagiii




1. Benar, tidak ada teks agama yang menetapkan adanya hari ibu, karenanya hari ibu di berbagai negara Islam berbeda-beda waktunya. Namun sudah dijelaskan di muka bahwa kondisi umat Islam sekarang sudah jauh dari ajaran Islam yang menempatkan ibu sebagai orang yang memiliki hak atas bakti sang anak. Berapa banyak anak yang memperlakukan ibunya seperti babu, atau memperlakukan ibu dengan kasar, baik berupa ucapan atau perbuatan, padahal berkata “uh” saja dicela Al Qur’an. Dalam kondisi seperti ini, umat Islam perlu teguran, perlu diingatkan kembali akan ajaran agamanya. Di sinilah urgensi adanya peringatan hari ibu secara nasional, yang biasanya diwarnai oleh berbagai acara bertema ibu. Semua media pada hari ini mengangkat tema yang sama, tentang jasa ibu terhadap anak dan sebagai kompensasinya adalah hak ibu atas bakti sang anak. Diharapkan peringatan ini menjadi momentum untuk seorang anak melakukan evaluasi dan intropeksi atas perlakuannya terhadap ibu selama ini. Apabila ia telah menjalankan kewajibannya sebagai anak yang berbakti, maka ia patut mempertahankan sikapnya dan mengajak saudaranya untuk berlaku sama. Sebaliknya, apabila selama ini ia lalai menjalankan kewajibannya sebagai seorang anak, maka hari ibu baginya merupakan momentum untuk berubah dan mulai menunjukkan baktinya pada sang ibu.

2. Maksud dari Peringatan Hari ibu adalah mengingatkan umat akan kewajiban mereka terhadap ibu sebagaimana digariskan al qur’an dan sunnah. Hal ini merupakan aflikasi dari taushiyah bilhaq. Apakah taushiyah bilhaq merupakan hal yang bid’ah? sementara alquran dengan tegas memuji orang-orang mukmin yang beramal sholeh dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran (QS. Al ‘Ashr)

3. Dengan melihat sejarah hari ibu di Mesir dan Indonesia di atas, terbukti bahwa peringatan hari ibu di negara muslim bukan sekedar mengikuti trend Barat. Peringatan hari ibu lahir dari kondisi masing-masing negara bukan karena budaya latah.

dari blognya http://irliyana.multiply.com/journal/item/14?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem


semua itu dikembalikan lagi ke teman2 semua...
baik atau tidaknya hari ibu bagi saya adalah tergantung niat dari pelaksana...
karena setiap orang memiliki pendapat yg berbeda-beda...
inget hadits pertama dari hadits arbain adalah "segala sesuatu tergantung dari niatnya"
sooooo,,, klu kita niat nya baik hanya untuk mengingatkan agar memenuhi kewajiba kita kepada orang tua ya ga masalah..

silahkan dinilai sendiri ya...
semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar