Mengenai Saya

Foto saya
dina,, nama yang sederhana, sesederhana orangnya.... :)

Sabtu, 17 Desember 2011

Periodisasi gelombang kepemimpinan pemerintah?

Tak terasa dikota tempat tinggalku sekarang ini akan bergulir kembali apa yang dinamakan pesta demokrasi, padahal yang kurasa sebutan ini hanya berselang dua tahun semenjak pesta demokrasi yang terbesar diindonesia (pilpres) selesai dilaksanakan.
Lobi-lobi politik, serangan fajar dan hembusan-hembusan lainnya mulai dilancarkan oleh berbagai pihak yang ingin mewakili aspirasi rakyat di gedung yang serba mewah (red: gedung dewan).
Coba mari kita ulas kembali di ibu kota kite ini yang paling hangat pemilihannya (gimana engga, kayak el clasico ja deh adu pamor gitu) coba ceklist yang sesuai harapan atau yang dah terealisasi ma abang fauzi yang mana?
• Mendorong perbaikan kampung bagi permukiman warga miskin,menata sektor informal seperti pedagang kaki lima, asongan dan lain-lain
• Melaksanakan reformasi birokrasi untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme
• Meningkatkan pelayanan publik di bidang pendidikan, kesehatan, permukiman, transportasi, pangan, dan lapangan kerja bagi warga miskin
• Merevisi Perda No 11/1988 tentang Ketertiban Umum dan perda lainnya yang tidak berpihak kepada warga miskin
• Meningkatkan alokasi dana APBD DKI untuk pembangunan yang manfaatnya bisa di nikmati warga
• Membenahi kinerja para Lurah
• Menjanjikan pembangkit listrik di Kepulauan Seribu
• Menggratiskan biaya pengobatan bagi pasien warga miskin
• Memperjuangkan hak warga Meruya Selatan atas tanah yang di klaim PT. Porta Nigra
• Memerangi kemiskin dan kebodohan
• Menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan warga DKI
Penulis yakin sebetulnya semua sudah dilaksanakan, tapi belum maksimal alias semua minimalis.. lah, ini belum nyampe ke taraf nasional ya..
Ini alasannya kenapa saya mengulas tentang hal ini.. memang banyak sekali faktor yang menentukan keberhasilan dari pemerintah itu sendiri, tapi dengan permasalahan yang rumit dan waktu yang relatif singkat bagaimana mungkin semua masalah bisa dicicil dengan tegangan yang sama.
Jika kita deskripsikan.. masa kepemimpinan 5 tahun, 2 tahun masa persiapan dan kampanye.. 1 tahun terakhir akan digunakan untuk persiapan kampanye selanjutnya.. belum lagi persiapan kabinet, belum lagi didalam internal kabinet.. bla..blaa.. bla,,, lalu kapankah mengurusi rakyat? Kalau pun dapat menjabat dua periode apakah itu dapat benar-benar terjadi?
Sebenarnya usaha untuk mengamandemen kembali masa jabatan telah dicoba dilakukan, bukan untuk membela, tetapi untuk saat ini memang pengetahuan penulis yang ada meruncing kepada itu semua.. alasan utama untuk menolak amandemen masa jabatan adalah untuk masalah demokrasi dan akan timbul efek dari sindrom orde baru.. menurut penulis hal ini bukanlah soal demokrasi atau bukan (toh demokrasi untuk rakyat juga bukan) tetapi ini adalah karena ketakutan dari parpol itu sendiri. Coba bayangkan, jika partai A sudah terpilih bagaimana nasib partai B jika masa jabatan seumur hidup? Pasti hancur kan? Mungkin inilah alasan utamanya... lalu apanya yang demokrasi, jika presiden itu memang pantas untuk memimpin selama beberapa puluh tahun, yang jadi masalahnya adalah sistem pemilihannya,,, bukan masa jabatannya... bung karno dengan ketegasannya, pa harto dengan swasembada pangannya.. lalu apa yang sudah dilakukan oleh sistem demokrasi yang sekarang? Krismon ya karena situasi politik selalu memanas akibatnya pasar dan para investor ragu untuk bertransaksi.. korupsi jangan salah karena asasnya memang mumpung sedang menjabat...
Satu lagi yang pasti memang.. masa kepemimpinan dibawah naungan islam pun tidak memandang seberapa lama karena sistem pemilihannya yang memang sangat bermutu... 120915



by: Ilham S.H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar